Salahkan Media atau Penontonnya?

Pagi ini saya baca berita di sini, mungkin berita lama, ada seorang pria India yang menggugat Axe karena selama 7 tahun dia pakai produk Axe, tetapi tetap aja gak ada satupun wanita yang tertarik dengan dia, bahkan untuk minum kopi bareng dia aja engga ada yang mau. Trus, mungkin saking frustasinya, dia coba menarik perhatian pembantunya, yang lagi bertengkar dengan suaminya dan udah tinggal sendirian selama setahun lebih. Dia pakai semua produk Axe trus tampil telanjang di depan pembantunya. Reaksi si pembantu? tuh cowok digebukin pake sapu.
Beberapa hari ini media kita juga dihebokan, katanya ada video Ariel lagi part III bareng BCL. Saya eneg banget ama semua berita tentang Ariel ini. Hampir semua televisi menyiarkan berita ini. Mau gak mau semua orang pasti membicarakan ini, bahkan nyari semua video2nya. Efeknya? anak-anak kecil yang notabene pikiran mereka masih curious dengan segala sesuatu yang baru, mau gak mau ikut2an dicekoki hal2 beginian yang semestinya blom cukup umur untuk dikonsumsi mereka. Kabarnya juga ada 33 kasus perkosaan karena video itu. Parah.
Inget jaman kasus Miyabi yang mau datang ke Indonesia dulu, yang katanya mau bikin film di Indonesia?! media gembar-gembor sana-sini. Orang tua, pegawai kantoran, tukang becak, dan anak2 kecil pada nyari tau siapa itu Miyabi. Tinggal buka Google, ketik 'Miyabi', dan semuanya bisa diakses di situ, bahkan video2nya.
Sebenarnya, yang salah siapa seh? Media atau kitanya, sang penikmat berita dan hiburan televisi? Klo kita salahkan ke media, mungkin mereka akan jawab gini : "Lho, jangan salahin kita donk. Kan, kita cuma menyajikan apa yang penonton mau. Coba klo kita tayangkan sajian2 mengenai perkembangan petani dan koperasi Indonesia? hancur rating kita. Tapi klo kita berikan tayangan2 yang "begitu"? naiklah ratingnya. Penonton suka. Kita untung.
Gak sepenuhnya salah media, kita juga ikut menentukan. Seharusnya sebagai penonton kita lebih bijak mengkonsumsi mana yang baik mana yang enggak.
Saya suka dengan sikap MetroTV, karena 14 Juni lalu di Headline News pukul 05.00 WIB mereka tanpa sengaja menampilkan adegan porno karena ada kesalahan IT. Mereka meminta maaf ke KPI dan bangsa Indonesia. Mereka terima konsekuensi dari KPI, menghentikan tayangan Headline News pukul 05.00 WIB selama 7 hari berturut-turut dan diwajibkan meminta maaf secara terbuka dan lisan kepada publik selama 3 hari berturut-turut. Ini salah satu contoh sikap media yang baik, yang mau terlibat untuk memberikan sajian bermutu bagi penontonnya.
So, bagaimana menurut kamu?!

Comments

dhiiiiian said…
Hummm..klo ditanya siapa yang salah, malah jawabannya jd serba salah, antara media dan penonton sama-sama saling membutuhkan, boleh dibilang simbiosis mutualisme, media tanpa ada penonton...mana mungkin bisa jadi, begitu pula sebaliknya penonton tanpa ada media..gaptek dong jadinya...

Yang harus disikapi yah dari masing2 individunya sendiri, klo bicara moral manusia itukan beda2 yah.
Yang penting sebagai makhluk tuhan yg beriman sudah sewajarnya kita tidak merusak fikiran kita sendiri dengan hal2 yang gak penting tadi.cukup menerima dan mencari info yang berguna dan positif buat kita dan orang sekeliling kita aja..selebihnya tau sendiri kan apa yg terjadi jika mengkonsumsi hal negative...

so..life it's choice :D
Raka - "Sunny" said…
Yup ... makanya kembali ke setiap individunya masing2, mo pilih tontonan sampah atau tontonan yg bener2 berkualitas. klo pengen bener2 berkualitas,di indo mungkin perlu cost lebih, subscribe indovision misalnya, ato mungkin pilih gak nonton tv sama sekali,tp baca buku atau blogging aja.
lha klo km sukanya nonton apa dhian?? hehe
dhiiiiian said…
nonton elmo ajah deh Sunn.. :D

Popular Posts