Korupsi di Perempatan Lampu Merah

Ada satu cara paling simple buat nge-cek di dalam diri kita ada jiwa korupsi ato engga, itu bisa keliatan dari perilaku kita di perempatan lampu merah. Tadi pagi ketika sedang perjalanan ke kantor, seperti biasa saya melewati perempatan Panglima Polim ke arah Kemang. Lampu lalu lintas masih menunjukan warna hijau, sekali lagi saya tekankan, masih hijau. Di sisi lain jalan itu, terlihat beberapa pengendara motor yg sudah menunjukan gelagat tidak sabarnya, dan akhirnya mereka satu persatu mulai menerobos lampu merah. Alhasil, saya sama sekali gak bisa lewat, belasan bahkan puluhan motor tiba2 melaju di depan saya.
Hey, ini lampu hijau saya! Percuma ... dan akhirnya hak lampu hijau saya berakhir, dan warna lampu merah sudah menyala.
Sebenarnya, ketika kita menerobos lampu merah, itu sama saja kita sedang merampas, mencuri dan merebut hak lampu hijau milik orang lain, dan kita gunakan hal itu untuk kepentingan pribadi kita. Mungkin saja klo tadi pagi hak lampu hijau saya dirampas, saya tidak masalah. Toh, saya juga masih tidak terburu2 ke kantor. Tapi gimana klo orang tersebut adalah pegawai honorer yg gajinya bisa dipotong karena terlambat? Beberapa detik dia jalan merupakan hak yg berharga.
Bagaimana juga klo orang tersebut sedang terburu2 menuju Rumah Sakit untuk menjalani operasi?
Bagaimana klo orang tersebut sedang kebelet boker?
Bagaimana klo orang tersebut sedang ditunggu kekasihnya, klo dia terlambat maka hubungan mereka akan putus?
Ahhh ... memang kita tidak tahu, tapi satu yg musti kita tahu, bahwa di setiap warna lampu lalu lintas, ada hak-hak orang lain juga di dalamnya. Hargailah!

Comments

Anonymous said…
Ini nih namanya zaman udah ngga bener, ngga duit ngga waktu " waktu adalah uang " itu hanya umpamaan bukan buat korupsi .__.

Popular Posts